Selasa, 19 Agustus 2014

Sampah

Dulu aku diagungkan, aku dicintai, Aku dihargai, dan kewibawaanku dijunjung tinggi..

Aku rindu saat-saat itu, saat aku berbaur bersama. Saat aku duduk di sana mencari sebuah tawa, melepas penat dengan canda ringan, tanpa rasa ragu dan canggung.

Sekarag mereka jauh di atas sana, saat aku memlih hal yang aku rasa benar. Aku memilih untuk pergi dari mereka tanpa dosa. Bodohnya aku, hinanya aku..

Sekarang, di sini, di tempat baruku, aku hanya menjadi pajangan saja. Menjadi sampah kelas yang tak digubris siapa-siapa. Bahkan suaraku kalah dengan obrolan mereka..

Siapa yang salah? Siapa yang harus disalahkan? Jujur, aku rindu. Rindu masa itu. Masa sulit, masa bosan menunggu, masa lelahnya hari, masa gelapnya langit saat aku pulang.

Semu itu telah bergulir, bagai air laut yang terus bergulir tanpa henti. Aku lemah, bagai sampah yang menunggu dipungut. Bagai sampah hina tak bersuara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar