Sabtu, 12 September 2015

Review No Escape: Kurang Faktor Gregetnya!

Rate (5/10) ⭐

"Dad, are people trying to kill us?"

Lagi-lagi Amerika bikin film nekat. Ya film ini kembali menunjukan bahwa Amerika dengan segala kemajuannya, memampangkan diri sebagai negara peradaban tingakat satu.

Sesuatu yang terasa kontroversial itu merupakan isi dari No Escape, sebuah action thriller Family dimana “American awesome, Asian awful.” Menariknya ini cukup lucu.

Seorang engineering dari USA bernama Jack membawa serta istrinya Annie dan dua putri mereka Lucy dan Beeze (kala au nggak salah)  menuju sebuah negara di kawasan Asia Tenggara (tidak disebutkan) di mana ia akan mencoba membangun karir barunya.

Segala sesuatu udah nggak bersahabat sejak mereka tiba di bandara. Meski pada akhirnya sampai di hotel berkat bantuan pria berewokam bernama Hammond, masalah tidak menjauh dari Jack.

Televisi, lampu, dan telepon dikamar hotel mereka nggak berfungsi dengan baik, bahkan untuk nyari koran USA Today aja sulit. Celakanya ketika hendak memenuhi hal terakhir tadi Jack bencana datang menghampiri Jack, hal yang memaksa ia dan keluarganya untuk mencari jalan keluar dari negara yang udah seperti zona perang itu.

Di bagian awal lo bisa nilai kalau apa yang ingin Sutradara sampaikan sebenarnya baik, dari sinopsis aja sudah hadir kesan bahwa cerita ingin 'memberikan' lo bagaimana berharganya keluarga, tapi sayangnya yang terjadi setelah itu adalah sebuah petualangan flat dan lesu yang membuat judul film ini jadi terasa kurang.

Si kuat dan si lemah, dan uniknya, dengan berlandaskan isu rasial yang terasa banget meski udah berusaha nyembunyiin, seperti nggak nyebutin nama negara yang Jack kunjungi misalnya.

Gue pribadi agak terganggu sama isu rasis tadi, dan sayangnya saya ditambah rasa kantuk karena  bingung dan monoton. Sumber bingungnya berasal dari kurangberhasilnya menemukan komninasi tepat antara thriller, action, drama, horror, bahkan komedi. Komedinya sangat dikit,deg-degammya kurang greget.

Hasilnya semua itu saling numpuk, walaupun thrill yang ia punya terhitung oke tapi gue nggak dapet titik tertinggi yang bisa ngebuat gue menahan napas dan deg-degan. Hal yang wajar jika judulnya adalah Escape, bukan No Escape.

Dari sana pula rasa monoton muncul, dan itu berasal dari cerita yang bergerak cepat. Gue yakin No Escape sebenarnya punya peluang besar untuk menghibur penonton dengan memberikan mereka kegelisahan pada cerita dan karakter, tapi disini No Escape terlalu santai, mereka buat semuanya tampak sederhana dan minim banget.

Sistem No Escape ini tidak salah tapi terasa lemah. Tekanan untuk lolos pada karakter utama nggak kuat, rintangan yang ia hadapin juga nggak kuat, tekanan dari antagonis kurang banget, kepanikan dan aksi ekstrim yang seharusnya tampak menyeramkan justru terasa datar. Mungkin pemainnya kurang minum-minuman yang 'roso-roso' itu. Sisi mental dramanya kopong.

Tapi point yang masih bisa gue ambil di sini adalah sisi perjuangan orangtua terhadap anak. Mereka rela mati, terluka, terjatuh, tertimpa demi keluarganya tetap utuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar