Ibu, 19 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk membesarkanku. Itu bagiku, tapi tidak bagimu Ibu, Begitu ringan saat kau katakan “Tak terasa, sekarang kau sudah tumbuh menjadi dewasa, rasanya ingin membesarkanmu dari kecil lagi nak“. Sungguh membuatku berlinangan air mata. Betapa tidak, begitu banyak keringat yang bercucuran yang mungkin tak akan dapat terukur. Bersama ketulusan kau sayangi aku seutuhnya, sepenuh hatimu. Selama ini tak pernah sedikitpun kau mengeluh tuk memenuhi kebutuhanku dan demi kebutuhanku kau lampaui segala keterbatasanmu, tapi kasih sayangmu sungguh tak berbatas bunda. Do’a dan restumu adalah titian panjang, bagi langkah sang zaman yang aku lalui. Bunda, Selama ini kau adalah sandaran segala pintaku. Kau hapuskan air mata yang mencoba keluar dari mata ini, kau hapus segala laraku dan kau ada disaat kapanpun aku membutuhkanmu.
Mengayuh sepeda walau jalan pun tak berujung, mendayung perahu walau ombak pun menerjang, terus berjalan walau hujan pun mengguyur itu lah yang ku tahu betapa inginnya kau melihatku berdiri tenang. Ibu, lepaskan penatmu, lepaskan bebanmu, dan biarkan aku yang menggantikanmu. Beristarahatlah sejenak untuk menyayangi tubuhmu. Singgahlah sejenak tuk menghapus keringat yang tak henti bercucuran disekujur tubuhmu. Tak hentinya kau bekerja demi anakmu yang hina ini. Tak hentinya engkau mengais rejeki hanya untuk melihatku tersenyum seperti yang lain.
Bunda, kasih sayang yang kau lukis dan cinta yang kau rajut melebihi indahnya sinar matahari di ufuk sana. Melebihi dari apapun yang ada di dunia ini. Aku ingin melihatmu tetap tersenyum manis melihat dunia walau sakit yang kau rasa tak kau ceritakan padaku. Bunda, bagaimana aku harus membalasmu. Rasanya tak ada satu tindakanpun yang mampu membalasnya, yang setimpal dengan budimu yang mulia. Hanya surga yang pantas membayar semuanya yang kau lakukan. Kelak kan ku ajarkan pada cucumu, ketangguhan dan ketegaran yang ku dapat darimu. Kesabaran dah keikhlasan dari senyum indahmu. Keteguhan jiwa yang kau miliki dalam menghadapi dunia ini adalah ajaran berharga bagiku.
Bunda, mengapa waktu begitu lama. Aku, tak sabar ingin bersimpuh di depanmu, tak sabar ingin memeluku. Kan ku peluk erat agar dunia tak memisahkan kita lagi. Bunda, didekapmu ku merasa kedamaian yang lama tak kurasa sejak jauh darimu. Duhai wajah yang selalu tersenyum, salam sejuta sayang dan rindu yang terus membuncah di benak ini.
Untuk cahaya yang selalu mengkilau, untuk sinar yang tak pernah pudar, untuk dia yang teranggun. Apapun tentang engkau adalah keabadian bagiku. Ku pastikan tidak akan ada lagi kesedihan yang menghinggap dihidupmu dan jejakmu tak akan pernah terhapus oleh masa. Ku berjanji...
Love is all about you mom...
Loving books, white and navy blue. Love Doraemon �� very much. Born at 27 of March 95". Dislike something too sweet, debeat, and haters.
Sabtu, 21 Desember 2013
A letter for my wonder mom #untukibu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Semoga semua anak yang terlahir dari perut ibunya bisa memberikan penuh bakti kepada kedua ibu bapaknya :-)
BalasHapus