Jumat, 25 September 2015

Review Everrst: A Team






(7,5/10)⭐ Everest.

Pegunungan Himalaya mempunyai pesona tanpa batas. Pendaki amatir (yang cuma sekedar iseng) samapi profesional mempertaruhkan nyawanyq untuk bisa berada di puncak tertinggi di 8.848 meter di atas permukaan laut.

Universal Pictures & Cross Creek Pictures mengangkat kisah nyata pada 10 Mei 1996. Kisah ini adalah salah satu tragedi terbesar dalam sejarah pendakian puncak Everest.

Kisah yang sampe saat ini masih abu-abu, siapa yang salah dalam kejadian itu hingga menelan 12 pendaki tewas diterjang badai salju. Rob adalah seorang pendaki profesional yang menjadi pemandu ekspedisi puncak Everest di bawah naungan Adventure Consultans. Ia membuka peluang bagi siapa saja yang ingin mendaki puncak tertinggidi dunia. Bersama tim yang telah mengenal Everest, Mike, Ang, dan Harold. Rob membawa klien menuju puncak tertinggi.

Kliennya pun dari berbagai macam profesi. Semua persiapan dari fisik sampai logistik dikumpulkan. Cuaca yang cerah dan persiapan yang matang mereka yakin akan berada di puncak tertinggi pada 10 Mei 1996. Pendakian pun dilakukan, halangan dan rintangan bisa dilewati dengan kerjasama dan kesetiakawanan yang erat.

Rob sadar udara yang cerah, membuat seluruh pendaki dari mancanegara ingin berada di atas pada 10 Mei. Hal ini membuatnya bekerjasama dengan rombongan Scott  dari tim Mountain Madness. Dua leader pendaki ini bekerjasama untuk membawa rombongannya naik ke puncak dengan cara dan pola yang berbeda. Untuk melewati maut, leader yang terkenal di Everest ini keduanya saling bergotong royong dan saling percaya.

Rob berhasil membawa rombongannya ke atas puncak kecuali Beck yang tertinggal karena masalah penglihatan. Beda sama Rob, Scoot tak mampu melewati halangan di jalur-jalur yang ada.

Bebereapa rombongan ada yang sampai ke puncak namun Scoot sendiri terjebak di jalur sempit. Rob dan Doug harus melewati jalur yang terjal.

Kesulitan makin jadi, saat fisik mereka melemah sedangkan badai datang. Oksigen yang menipis membuat konsentrasi mereka memudar.

Berbagai penyakit dalam cuaca dingin pun mereka rasakan. Saat berjalan di jalur setapak, Doug tiba-tiba menghilang. Perjuangan Rob mengantarkanDoug tak terbayar, karena sahabatnya lebih memilih menjatuhkan diri untuk meringankan beban Rob menuju basecamp.

Rob sendirian. Basecamp selaku pusat komando mencari keberadaan sang pemimpin. Adventure Consultans tak ingin sang pemimpin meninggal di atas puncak. Adventure Consultans menghubungi istri Rob.

Komunikasi Rob dan istrinya sukses bikin gue terharu. Di momen ini, Rob memberi nama anak perempuannya Sarah lewat sambungan radio. Film Everest ini lebih banyak tentang drama ketimbang action. Perbincangan Rob dengan basecamp selaku pusat komando dan sang istri lebih kuat ketimbang aksi mereka ketika mendaki atau turun. Jason mampu menjadi sosok leader yang mengayomi dan tak pantang menyerah.

Dalam kisah itu Scoot juga punya andil, sementara Jake mampu membuat pangling mata penonton. Jake di Everest beda banget sama Jake yang ada dalamThe Day After Tomorrow. Yap, itu sedikit review gue dari Everest. Gue nggak bisa banyak berkomentar karena inu film based on true story ternekad yang pernah gue lihat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar